Cerita Tentang Musim Semi
Bulan April adalah ucapan selamat datang kepada musim semi. Matahari tersenyum lebih pagi dan punya shift lebih lama daripada bulan. Pukul 6 pagi diluar telah terang benderang dan tetap terang hingga pukul 8 malam. Tubuh-tubuh diharuskan cepat beradaptasi. Pun tak terkecuali perubahan dratis jadwal shalat. Alhamdulillah ada Islamic Finder yang setiap saat bisa menolong dan menginformasikan.
Karena musim semi telah datang maka bunga-bunga bermekaran. Kuncup putih kuning Daffodil terbuka indah menghiasi sepanjang jalan. Jaket-jaket tebal disimpan rapi dilemari, baju berbahan cotton mulai digemari. Kacamata penampik sinar matahari bertengger di wajah-wajah pengendara dan pejalan. Kap mobil terbuka lebar membiarkan ultraviolet mengena dikulit yang sudah bersun-block. Kursi-kursi taman menjadi rebutan. Betapa ramainya musim semi, sepertinya semua orang menunggu selama bertahun-tahun untuk menikmatinya.
Sudah dua hari ini saya turut menjadi penikmat musim bunga ini. Memperhatikan penikmat lain juga membawa kesenangan tersendiri. Ada banyak cara mereka menikmatinya. Kali ini saya diajak tetangga yang campuran British-Bali dengan anak semata wayangnya ke Botanical Garden. Taman ini ternyata sangat luas, bukan hanya rumah-rumah kaca disekelilingnya yang berisi berbagai tanaman langka tapi juga ada tempat bermain, kandang burung yang besar (namaya apa ya?) serta kolam-kolam yang berisi ikan-ikan hias dengan ukuran cukup besar. Ada juga bermacam bentuk taman mulai dari model Jepang, Eropa, American style dan dari benua Afrika. Menurut hitungan kasar ku luas taman ini sekitar 5hektar dengan model tanah berbukit. Cukup lelah juga kami berjalan mengitari taman dengan tidak lupa menghabiskan memori kamera karena pemandangan yang begitu indah. Tidak rugi rasanya membayar £ 6.50 untuk tempat seindah ini.
Karena musim semi telah datang maka bunga-bunga bermekaran. Kuncup putih kuning Daffodil terbuka indah menghiasi sepanjang jalan. Jaket-jaket tebal disimpan rapi dilemari, baju berbahan cotton mulai digemari. Kacamata penampik sinar matahari bertengger di wajah-wajah pengendara dan pejalan. Kap mobil terbuka lebar membiarkan ultraviolet mengena dikulit yang sudah bersun-block. Kursi-kursi taman menjadi rebutan. Betapa ramainya musim semi, sepertinya semua orang menunggu selama bertahun-tahun untuk menikmatinya.
Sudah dua hari ini saya turut menjadi penikmat musim bunga ini. Memperhatikan penikmat lain juga membawa kesenangan tersendiri. Ada banyak cara mereka menikmatinya. Kali ini saya diajak tetangga yang campuran British-Bali dengan anak semata wayangnya ke Botanical Garden. Taman ini ternyata sangat luas, bukan hanya rumah-rumah kaca disekelilingnya yang berisi berbagai tanaman langka tapi juga ada tempat bermain, kandang burung yang besar (namaya apa ya?) serta kolam-kolam yang berisi ikan-ikan hias dengan ukuran cukup besar. Ada juga bermacam bentuk taman mulai dari model Jepang, Eropa, American style dan dari benua Afrika. Menurut hitungan kasar ku luas taman ini sekitar 5hektar dengan model tanah berbukit. Cukup lelah juga kami berjalan mengitari taman dengan tidak lupa menghabiskan memori kamera karena pemandangan yang begitu indah. Tidak rugi rasanya membayar £ 6.50 untuk tempat seindah ini.
Kebanyakan yang datang bersama keluarga dengan lengkap membawa perlengkapan piknik serta makanan. Disini saya bisa melihat keakraban antara anak ke kakek, istri ke suami, ayah ke anak. Tempat ini lumayan populer dan sangat ramai dikunjungi saat musim semi tiba. Makanya lapangan hijau tempat pengunjung menggelar tikar hampir penuh. Ditambah lagi sajian musik jazz di panggung terbuka menambah semarak suasana. Kami memilih menggelar tikar dibawah pohon sakura.
Di hampir semua taman kota, yang biasanya sangat sepi saat winter, dari pagi hingga sore selalu dipadati. Tua maupun muda sengaja memasang tubuh mereka terkena sinar matahari. Jika ada yang tidak kebagian tempat duduk, rumput hijau sebagai alas tidak jadi masalah. Dan tidak sedikit yang memakai pakaian minim, malah sebagian kaum muda kadang hanya menutup bagian tubuh vitalnya (ciuman dan pelukan juga semakin sering terlihat). Mungkin saking rindunya dengan sinar matahari.
Yang penggemar wine dan menuman beralkohol, pub (pub disini difungsikan sesuai dengan arti harfiahnya yaitu ruang publik dimana makanan dan minuman tersedia) buka pintu lebih pagi. Kursi dan meja kayu mulai dibersihkan dan dipajang diluar. Karena tempat ini yang lebih diminati pelanggan. Kebanyakan dari mereka adalah orang kantoran dan yang berumur matang. Jas dan pakaian minim berkelas menghiasai tubuh. Sambil menenggak wine, diskusi (orang Inggris dikenal suka bercerita) terus mengalir dan matahari tetap bersinar.
Bagi yang hobi berolahraga, jogging adalah cara menikmati mentari yang paling tepat. Ditemani iPod beberapa pelari di trotoar terlihat semangat menghabiskan setapak demi setapak. Menikmati hangat mentari dengan berlari menjadi solusi sehat selain harus ke gym.
Post a Comment