..penikmat musim..

four season in ur heart makes u being wonderful..

24.3.07

Selamat

Hari ini saya menghadiri undangan pernikahan teman di Oxford, sekitar 2 jam dari Birmingham dan sejam dari London. Saya senang mendapat undangan, ini undangan pertama, karena akhirnya bisa juga menghadiri acara pernikahan sejak beberapa bulan hijrah ke UK. Teman ini, Iim Halimatusaddiyah namanya, menyelenggarakan pernikahan bersama suaminya (baru saja resmi beberapa jam lalu) secara teleconference atau jarak jauh. Ups..!Sebenarnya sih bukan nikahnya yang jarak jauh tapi wali perempuannya yang jauh jaraknya. Saya tadi sempat menyimak nasehat pernikahan dari paman Iim yang sekaligus sebagai wali nikah. Beliau beberapa kali menegaskan hal ini, bukan nikah jarak jauh tapi wali nikahnya yang jauh.

Ini kali pertamanya saya menghadiri acara pernikahan secara teleconference. Mungkin juga bagi sebagian teman-teman yang hadir diruangan itu punya pengalaman sama. Tidak terkecuali keluarga mereka di Indonesia. Apalagi ada kabar, awalnya ini menjadi pertentangan karena ada pro-kontra untuk melangsungkan pernikahan dengan cara ini. Hampir 80 % kita bergantung kepada kemampuan teknologi untuk bisa membuat acara ini lancar. Untuk mempertemukan suara dan gambar dari dua negara yang berbeda waktu 8jam. Jadi saat kami jam1 siang, disana jam9 malam. Tidak sedikit tamu (dan tentunya kedua mempelai) yang berdoa supaya kali ini om Yahoo Massenger dan paman Skype, mereka menggunakan dua provider ini sebagai alat komunikasi, bisa sedikit bersahabat.

Awalnya, acara berlangsung dengan lancar. Kedua keluarga besar mempelai yang berkumpul di Cirebon-Indonesia, kediaman Iim, bisa dengan jelas menerima suara dan gambar kami. Begitu pula kami, sekitar 30 tamu, yang sedang berkumpul di ruangan Cattedbury di daerah Oxford University sangat jelas menangkap sinyal mereka. Namun sesaat sebelum akad nikah dimulai tiba-tiba suara dari Cirebon hilang, pun dengan gambarnya. Kami semua panik. Beberapa teman yang memang seksi informasi dan teknologi semua turun tangan. Tidak tahu apa sebabnya tapi 10menit kemudian koneksi bisa tersambung kembali. Syukurlah…napas lega serentak mengisi ruangan.

Setelah prosesi akad nikah berlangsung dengan lancar, selanjutnya sepatah kata dari kedua mempelai. Momen ini sangat menyentuh. Sirojuddin Arif, suami Iim, bagitu sangat sedih bercampur bahagia. Sedih karena tidak bisa melangsungkan pernikahan didepan orang tuanya dan bahagia karena sudah mendapatkan pendamping hidup. Pun dengan Iim yang hampir tidak bisa berkata-kata lagi karena berlinang air mata. Kami teman-temannya yang datang dari berbagai kota diUK sedikit banyak turut merasakan.

Selamat buat Iim dan Siro, semoga menjadi keluarga sakinah mawaddah warrahmah..

nb : saya tiba-tiba jadi rindu suami sendiri, memori indah kami saat menikah 8bulan lalu ada didepan mata. Sayang..cepat pulang dari Manchester ya..

1 Comments: