..penikmat musim..

four season in ur heart makes u being wonderful..

23.5.07

The Ancient Site : Stonehenge, Avebury and A Beautiful English Cathedral City : Salisbury

Akhirnya tiba di Stonehenge..!

Bersama angsa-angsa putih Salisbury

Di Silbury Hill berlatar Avebury Circle


Sabtu kemarin menjadi pengalaman jalan-jalan yang menyenangkan kembali. Awalnya saya tidak menyangka bisa ikut day trip yang diadakan university ini. Soalnya, kata teman yang memang peserta wajib day trip, kali ini banyak sekali yang mendaftar yaitu sekitar 150-an orang. Padahal biasanya cuman berkisar 50 orang per day trip yang tiap weekend itu. Tapi alhamdulillah, akhirnya bisa dapat empty seat. Maka bersemangat 45-lah saya bangun pagi di Sabtu weekend kemarin.



Di pinggiran toko-toko Marlborough

Di depan St. Mary's Marlborough

Tujuan kali ini ke situs purbakala, Stonehenge. Wow..Stonenge boww…yup, sekali lagi begitu exited dengan jalan-jalan ke Stonehenge. Karena biasanya cuman lihat Stonehenge ini lewat wallpaper-nya windows. Jadi wajar dong sedikit girang dan narsis, of course. Tapi tujuan awal bus kita sebelum ke Stonehenge yaitu ke Marlborough, sebuah kota tua yang sejak berabad-abad merupakan tempat persinggahan pelancong untuk berbelanja. Menurut trip information, seluruh peserta day trip punya tiket yang dipegang beserta jadwal dan penjelasan singkat tentang tempat yang akan dituju, Malborough ini tujuan utama belanja sejak abad 17 bahkan sebelum ada kereta api. Setiap sabtu kota ini punya open market yang menjual berbagai hasil pertanian dan peternakan. Seperti buah strawberi, sayur kol hingga karpet dari bulu domba. Yang menjadi perhatian saya karena kota ini berada di atas bukit dan pemandangannya sungguh sangat indah. Ditambah lagi toko-toko bergaya tua persis seperti dalam film-film koboi tahun 1900-an dan gereja tua St Mary’s Marlborough.


Bersama Peter dan besi pemberi jawaban di Avebury


Selamat tinggal Avebury..
Selanjutnya ke Avebury salah situs bersejarah, sekitar sejam dari Marlborough. Sebelum masuk ke wilayah Avebury, kita akan melihat sebuah gundukan tanah yang menyerupai bukit yang bernama Silbury Hill. Silbury hill is the largest prehistoric man-made mound in Europe. Dan sampai sekarang tidak diketahui alasan mengapa sekitar 500 orang-orang primitif itu membangun gundukan tanah ini pada tahun 2100SM. Nah, beberapa meter dari bukit misterius inilah saya masuk ke area Avebury. Terlihat batu-batu besar berdiri yang berjarak sekitar dua mter antara batu satu dengan yang lain. Saya katakan berdiri karena bentuknya memang tegak/tidak berbaring, seperti sengaja ditanam. Mereka menaruh batu-batu besar itu menyerupai lingkaran (circle). Walaupun ada 440 situs tersebar diseluruh dunia, Avebury merupakan lingkaran batu terbesar yang dilengkapi semacam parit atau disebut henge. Lingkaran batu-batu ini berada di padang rumput hijau yang sangat luas. Dan masyarakat sekitarnya memanfaatkan untuk menternakkan domba-domba mereka.

Ada yang unik saat saya berada di kawasan Avebury. Sekelompok orang yang umurnya sudah sekitar setengah abad sedang melakukan hal yang menurut saya aneh. Mereka mengelilingi salah satu batu dengan tangan seperti meraba-raba permukaan batu. Mereka berkonsentrasi penuh dengan menutup mata dan tidak menghiraukan pengunjung lain. Saya memandang mereka tertegun tapi tidak berani mengambil gambar mereka. Setelah mereka selesai baru berani mendekati salah satunya. Saya bertanya apa yang dia beserta teman-temannya lakukan. Peter, begitu dia menyebut namanya, sedang melakukan penyatuan energi dengan situs ini. Dia menyentuh udara dipermukaan batu itu dan merasakan dingin dan memang benar tangannya sangat dingin. Sedangkan saya memegang batu merasakan panas, jelas saja panas karena matahari bersinar terang. Saya bengong keheranan.

Peter lalu menjelaskan kalau mereka adalah kelompok yang mempelajari tentang energi alam dan planet-planet. Mereka percaya bahwa energi disekitar kita bisa dimanfaatkan untuk mengetahui petunjuk-petunjuk. Dia memberi contoh, dua buah besi yang besarnya sama tapi salah satu ujungnya dibengkokkan yang digunakan untuk memegang bisa membantu dia menentukan jawaban salah atau benar. Jika kedua ujung besi saling menjauh itu berarti salah dan jika ujung saling mendekat itu berarti benar, saya tidak percaya. Kemudian dia menyuruhku membuat pernyataan apa saja entah nama, alamat, berapa saudara. Dan saya mulai menyebut nama yang salah, ujung besi menjauh. Saya menyebut alamat benar, ujung besi mendekat. Saya tidak menyerah. Saya menyebut jumlah saudara yang salah, ujung besi menjauh. Dan beberapa pernyataan lainnya dan semua jawaban yang diberikan oleh ujung besi tetap sesuai dengan kenyataan (padahal saya berharap sekali saja dia salah). Akhirnya saya hanya semakin bengong dan keheranan serta berulang kali mengucap, exiting..!amazing..!fantastic..!

Langit mendung di atas Stonehenge


Fokus yang mana ya, pit apa Stonehengenya?


Dan saya meninggalkan Peter beserta temannya di Avebury kemudian melanjutkan day trip ke Stonehenge. Wow..akhirnya bisa juga melihat salah satu keajaiban dunia di Inggris. Disini pengunjung lebih banyak dan harus membayar tiket masuk. Tapi kami tidak harus bayar lagi karena sudah termasuk dalam uang day trip 16pound. Masuk ke area Stonehenge kita bisa mengambil free-hand information. Bentuknya menyerupai handphone tapi yang kita dengar adalah suara guide yang menjelaskan tentang Stonehenge. Area Stonehenge begitu ketat penjagaannya dan diberi pembatas. Pengunjung tidak bisa menyentuh batu-batu bersusun itu. Sehingga kalau mengambil gambar harus berada diluar pembatas.

Beberapa ilmuan Arkeologi mengatakan bahwa Stonehenge merupakan tempat ritual pengorbanan suci (ritual sacrifice), para penyembah matahari dan tempat menentukan kalender astronomi serta disebut juga sebagai istana raja. Berdasarkan radiokarbon yang ditunjukan monumen ini dibangun antara 4550 dan 3600 tahun yang lalu. Tapi yang mengesankan karena batu-batu ini berasal dari bukit Preseli di Pembrokeshire, South Wales. Yang jauhnya sekitar 200 miles, itupun harus melewati lautan karena Wales merupakan pulau terpisah dari Inggris. Dan sampai sekarang belum ada yang tahu bagaimana dan mengapa mereka membawa batu-batu besar sejauh itu. Menurut trip information, Stonehenge yang saya lihat sekarang bukan lagi bentuk aslinya. Karena batu-batunya sudah banyak dipakai oleh orang-orang jaman dulu sebagai material membangun rumah. Jadi bentuknya tidak lagi original dan hanya setengah dari bentuk asli yang masih ada dan terlihat. Walaupun cuman batu besar bertumpuk tapi sejarahnya luar biasa, terang saja situs sejarah ini masuk sebagai warisan purbakala yang sangat dijaga.



A Beautiful English Cathedral in Salisbury


Bersama tiga tentara Inggris

Melepas Stonehenge, bus kemudian melaju ke lokasi terakhir yaitu kota bernama Salisbury atau dikenal juga sebagai a beautiful English Cathedral city. Kota ini dilalui sebuah sungai (aduh lupa namanya..?) dan yang indah dipandang dari sungai itu adalah angsa-angsa putih cantik yang berenang bebas. Oh cantiknya angsa-angsa putih itu…kembali ke perjalanan, kami kemudian menuju Salibury Cathedral yang besar dan terkenal itu. Mmm..melihat cathedral ini mengingatkan pada York Minster, hampir mirip bangunannya. Hanya saja York Minster masih lebih besar dan punya empat menara pojok dan satu menara pokok sedangkan cathedral ini hanya punya dua menara pojok dan satu pokok.

Selepas berfoto di cathedral, saya berjalan di sekitar kawasannya. Ada museum, pameran army dan sebuah rumah megah bernama Mompesson House. Mengenai pameran saya tidak tertarik, cuman tidak mau ketinggalan berfoto dengan penjaganya yang memakai seragam khas tentara Inggris. Saya lalu menuju Mompesson House yang katanya kepunyaan raja George I hingga George IV atau disebut juga Georgian family. Kediaman raja ini sangat megah dan indah, lagi-lagi kami dari rombongan gratis masuk, peralatan makan dan berbagai furniture masih terjaga dengan bagus dan terlihat jelas keantikannya. Sayang, kami dilarang untuk mengambil gambar. Dan akhirnya saya harus kembali ke rombongan karena waktu telah menunjukkan pukul 5 sore, setengah 6 bus berangkat, tapi tak lupa saya singgah di toko khusus menjual buah tangan. Saya memilih mug bergambar Salisbury Cathedral dan bertuliskan Salisbury.

Labels:

3 Comments:

15.5.07

Hujan Penghujung Minggu

Hari ini hujan turun deras, sangat deras. Sudah seminggu terakhir hujan turun lagi. Aktivitas alam yang kupikir tidak akan kulihat hingga musim dingin berikutnya. Tapi perkiraanku meleset, hujan turun lagi bahkan tak henti-hentinya hari ini. Bukan hanya saya yang bingung, pembawa acara berita cuaca juga bingung. Katanya, mungkin ini dampak keras dari pemanasan global sehingga musim semi seperti ini hujan masih turun, angin kencang dan suhu dibawah 10 derajat.

Bunga-bunga yang sudah mekar mempesona harus rela layu diterpa hujan dan angin kencang. Jaket-jaket tebal kembali difungsikan. Payung harus siap sedia dalam tas. Beginilah keadaan yang kembali semula seperti dua bulan yang lalu.

Seperti ini hari, hujan membuat hari terakhir weekend menjadi bermalas-malasan dirumah. Sebenarnya sedari kemarin rencana kami pergi belanja ke Sainsbury, supermarket favorit kami disini. Saya membayangkan betapa indahnya menikmati matahari minggu sambil berjala ke Sainsbury yang jaraknya sekitar dua kilo dari flat kami. Lalu pulang membawa belanjaan dan seikat kembang. Chrysant putih yang kubeli seminggu lalu telah layu dan berencana menggantikannya dengan mawar putih.

Alhasil, saya hanya sibuk browsing, blogging, chating dengan keluarga dan teman di Indonesia serta nonton Shooter hasil download teman. Seharian seperti orang malas dan berusaha menghabiskan hari dengan dunia maya dan adegan fiksi dari film. Beginilah cuaca bisa membatalkan rencana dan menentukan aktivitas sehari. Cuaca tidak bisa ditebak. Saya merasa dijebak karena tidak punya rencana B sekiranya hari ini hujan. Apa boleh dikata, nikmati hujan maka jadilah sebuah puisi.

Dan aku berdiri di dekat jendela
Menatap pemandangan hujan
Semua basah seperti air mata seorang kekasih yang ditinggal
Hujan terus turun dan aku tetap termenung

Selamat menikmati hujan musim semi..

Labels:

1 Comments:

1.5.07

Manchester..Leeds..Sheffield..York




Sabtu kemarin menjadi awal perjalanan saya ke beberapa kota di Inggris. Ada empat kota dan beda jaraknya antara satu hingga dua jam dari satu ke yang lain. Boleh dikatakan juga quick trip karena hanya tiga hari untuk empat kota.Wuiihh..sangat melelahkan. Makanya sekarang betul-betul take rest dirumah dan telpon supervisor untuk absen kerja. Entah bagaiamana keadaan teman-teman seperjalanan (Bunda Zuby, Kartini, Intan, Fida, Ely) sekarang, mungkin sedang meregangkan otot juga. Berikut sedikit catatan sederhana plus foto-foto (of course..) :







Manchester
Sebenarnya tujuan awal ke Manchester. Bukan untuk nonton bola yang harga tiketnya £ 60 (atau sekitar Rp 960.000, dengan kurs 1pound = 16.000rupiah) tapi ada pelatihan jurnalistik yang diadakan warga PKS Manchester. Jadi beberapa kota yang mengikut menjadi rencana dadakan yang indah.
Saya berdua dengan teman, Kartini yang sedang mengambil master dibidang sastra, ke pelatihan ini harus mengurut dada karena ketinggalan coach, bus antar kota. Padahal kami hanya terlambat 5 menit (ini Inggris Non..!, begitu kata suamiku saat saya mengadu lewat telpon). Akhirnya kami harus beli tiket yang agak siangan dengan harga £ 11.50 per orang, padahal awalnya tiket kami Fun Fare yang per orang cuman £ 4. Pelatihan yang bernama Bengkel Jurnalistik 2007, A Workshop ini cukup menarik. Ada Ibu Maimon (novelis, penulis), Ibu Yeyen (wartawati Repiblika) dan pak Yanuar (penulis). Walaupun hanya sesi Ibu Yeyen dan Pak Yanuar saja yang kami ikuti tapi pelatihan ini cukup partisipatif, menyenangkan dan tidak bikin mengantuk.
Kota ini lumayan besar dan kalau mau diprediksi besarnya tidak beda jauh dengan Birmingham. Katanya, Birmingham dan Manchester sama-sama mengklaim sebagai kota industri dan terbesar kedua setelah London (sampai saat ini belum ada yang mau mengalahJ). Kafe-kafe dan pub seperti jamur, tumbuh dimana-mana dipinggir jalan. China town-nya juga sangat luas. Tapi bangunannya sudah mengarah ke futuristik dan meninggalkan bangunan lama/tua. Saya menyempatkan diri foto didepan kafe Che, berasal dari sejarah pemuda revolusioner Argentina, Che Guevara.
Yang menarik adalah transportasinya. Karena selain bus Manchester punya tram (kereta listrik dalam kota), kalau di London khasnya adalah tube (kereta listrik bawah tanah dalam kota). Tapi kami tidak punya banyak waktu untuk mencoba tram karena tiket ke Leeds telah menunggu. Kami sedikit trauma dengan kejadian tadi pagi.






Leeds
Dari Manchester ke Leeds menempuh waktu satu setengah jam dan tiba sudah pukul 9 malam. Disana sudah ada suami (yang sedari pagi tiba karena ada rapat PPI) dan Bunda Zuby (tuan rumah selama dua hari) yang menjemput. Malam ini kami hanya melintasi pusat kota sembari menuju rumah Bunda.
Kebetulan kami tiba di Leeds pas weekend sehingga malam ini sangat ramai oleh muda mudi. Pub dan diskotik saling bersahut-sahutan. Tapi yang aneh karena beberapa diskotik berada dalam gereja tua. Saya sempat tidak percaya, koq bisa-bisanya mereka mengubah gereja menjadi diskotik?saya jadi tidak habis pikir bagaimana kalau seandainya, maap ini hanya seandainya, mesjid kita disulap menjadi diskotik. Betul-betul tidak waras!
Memang kalau melihat intensitas mereka ke gereja boleh dibilang dibawah rata-rata tapi yang terus berjalan adalah penyebaran agama mereka yang dinamis. Beberapa perkumpulan masih tetap eksis untuk mengundang orang-orang baik itu dari kalangan seiman ataupun bukan untuk membahas bible bersama-sama. Biasanya dirangkaikan dengan wisata atau minum kopi di kafe. Jadi, gereja bukan lagi menjadi fokus kesetiaan mereka terhadap agama tapi lebih kepada penyebaran. (Maap, ini adalah asumsi pribadi yang berdasar pada pengalaman keseharian).
Kembali lagi ke kota Leeds. Kota ini memang tidak begitu luas boleh dikata kecil tapi masya allah bersih dan sangat tertata rapi. Bangunan tuanya masih tetap dipertahankan walaupun tetap ada sedikit bangunan baru. Dan saya cepat mengenali sebuah jam tua di pusat kota yang dipakai untuk pembuatan film Harry Potter.
Di University of Leeds yang tetap mempertahankan bangunan tua khas eropa ternyata punya beberapa departemen khas. Misalnya Wool Science, Transportation, Garment dan beberapa konsentrasi ke bidang industri pakaian. Pengelola pendidikan diUK memang cerdas. Tiap universitas punya kekhasan masing-masing sehingga orang tidak akan membandingkan satu konsentrasi dari beberapa universitas.

Sheffield
Keesokannya, minggu, kami diajak Bunda ke Sheffield sebuah kota yang dikelilingi beberapa country side (pedesaan). Kami naik kereta kesana. Pemandangannya sangat indah. Hamparan Rapeseeds dikiri kanan seperti karpet besar berwarna hijau kuning. Saya jadi ingat jika keluar daerah di Makassar, indahnya hijau kuning padi disepanjang jalan. Rapeseeds lebih tinggi sedikit dari padi namun warnanya akan menguning seperti padi jika sudah mendekati panen. Bijinya digunakan untuk membuat vegetable oils (minyak sayur). Kalau di Indonesia dengan kelapa sawit maka di Inggris ini mereka menggunakan Rapeseeds sebagai bahan utama membuat minyak goreng. Kandungan lemaknya juga lebih sedikit ketimbang kelapa sawit.
Tidak ada yang istimewa dari kota Sheffield, hanya ada beberapa pabrik untuk pembuatan vegetable oils. Yang kami nikmati dari Sheffield memang hanya kehidupan country side dan Rapeseeds-nya.




York
Perjalanan selanjutnya ke York, kota sejarah dan menjadi salah satu benteng terbesar pertahanan Inggris. Menempuh waktu sejam dari Leeds, akhirnya kami tiba di York. Peninggalan perang sangat jelas terlihat. Benteng pertahanan, York’s City Walls, yang dibangun sekitar tahun 1900 masih tetap utuh membentang mengeliingi kota York. Saya serasa berada dalam kota kecil didalam benteng, seperti film-film perang khas eropa. Dan kami tidak melewatkan melintasi benteng ini yang panjangnya sekitar 7 kilo, walaupun hanya setengahnya yang kami mampu. Bangunannya hampir semua masih asli. Toko-toko dan supermarket tetap menggunakan bangunan tua untuk etalase. Hampir tidak ada bangunan baru yang saya lihat. Ada sungai besar ditengah kota dan beberapa perahu antik yang digunakan untuk wisata.
Tujuan utama kami ke gereja besar di pusat kota, York Minster. Mereka menyebut minster (gereja besar) ini sebagai The Largest Gothic Cathedral in Northern Europe. Dan memang betul, menurut pengalaman saya yang sangat sering melihat gereja tua, besar dan luas di sekitar UK, York Minster inilah yang paling besar yang pernah saya lihat. Halamannya saja mungkin bisa ditumbuhi Rapeseeds 5 hektar. Bangunannya sangat besar, antik, khas Inggris dan megah. Sayang waktu kami datang, minster sedang tidak dibuka untuk umum. Jadi, foto-foto hanya berkisar diluar minster. (maapkan kami penonton…)
Dan yang menarik lagi adalah jalan-jalan didalam kota ini tidak begitu luas dan tidak semuanya diaspal. Jalan yang terbuat dari batu-batu kecil peninggalan sejarah masih tetap ada. Lampu-lampu jalan persegi yang tiangnya dari kayu masih menghias. Kembali saya merasa berada di kota Inggris tahun 1900-an atau di jaman detektif Sherlockholmes.
Jika mau melihat kota Inggris tua yang sebenarnya, saya sarankan datang ke York!

Labels:

2 Comments:

    • At 17 May 2007 at 17:04:00 GMT-7, Anonymous Anonymous said…

      weh...indahnya bisa mengunjungi negerinya Beckham, apalgi pesiar ke kota2 yg punya tradisi sepak bola yg giat, ibarat menonton premier league setiap akhir pekan...

      enaknya yah....

      salam kenal juga

       
    • At 24 July 2007 at 00:30:00 GMT-7, Anonymous Anonymous said…

      hmm mengunjungi negeri "tempat lahirnya sepakbola" yang terngiang di bayangan kapan ya bisa duduk di kursi VIPnya old Trafford nonton secara live MU.

      Dalam rangka apa kesana?hanya pelatihan jurnalistik atu emang sekolah disana???
      dari coment yang masuk kayaknya orang sulsel ya???klo beneran,sul-selnya dimana???

       
    • Post a Comment