..penikmat musim..

four season in ur heart makes u being wonderful..

23.8.08

Visa Schengen

Selasa lalu saya bersama keluarga kecilku ke konsulat Belanda di Bounvielle memenuhi janji wawancara untuk mendapatkan visa schengen. Belum jam 10 pagi, waktu yang ditentukan, tapi kami sudah sampai. Orang konsulat yang mewawancarai bersikap dingin dan memeriksa berkas kami dengan teliti. Form yang kami isi ada tiga buah tapi yang dibutuhkan cuma dua buah karena menurutnya paspor dinas milik suami sudah cukup untuk masuk ke BeNeLux (Belgium-Netherlands-Luxemburg). Jadi, kalau misalnya suami mau ke Perancis atau Jerman, dua negara lain yang kami incar, dia harus mengurus visa schengen melalui kedutaan besar salah satu negara diluar Benelux.

Akhirnya, hanya form-ku dan Rafi yang masuk pemeriksaan. Berkas-berkas pendukung juga ikut diperiksa dan copy. Wah..bicara tentang berkas-berkas itu masih membuat kepala pusing. Berkas-berkas itu kami harus siapkan seminggu sebelum jadwal wawancara kami. Pulang-balik travel agent (ini tugas suami) serta melototi internet untuk browsing hotel/hostel dan pesawat. Berikut kelengkapan surat untuk visa schengen :
- Passport
- Visa Resident UK
- Pas photo ukuran passport
- Tempat menginap selama berada di negara-negara schengen visa. Saya hanya booking hostel (paling murah dibandingkan hotel, guesthouse dan B&B) untuk 13 hari yang kami minta. Pihak hostel juga hanya meminta deposit 5 % dari jumlah harga kamar yang kami booking. Jadi, potongannya tidak terlalu banyak demi selembar itenary.
- Financial. Menyertakan bank account tiga bulan terakhir yang telah disahkan pejabat bank setempat. Account kami di Llyods dan lumayan mudah mengurusnya, tinggal print sendiri account yang bisa di acces via internet-banking lalu membawanya ke cabang terdekat.
- Travel insurance. Nah, ini juga yang lumayan menguras kantong. Apalagi berhubung kami mau berangkat langsung ke Indo selepas keliling eropa maka tipe asuransi perjalanannya harus pake world-wide bukan skala eropa.
- Means of transport. Ini juga sudah kami siapkan, bahkan tiketnya langsung beli. Berhubung bmibaby tidak punya fasilitas booking via internet maka kami langsung saja beli tiket murah itu. Walaupun resikonya tidak ada refund. Namun waktu wawancara pun petugas konsulat tidak menanyakan tiket ini, hanya kami saja yang sudah mempersiapkan berdasarkan pengalaman teman-teman.
- Plus bookingan tiket ke Indo. Yah, berhubung tadi karena kami langsung pulang ke Indo.

Banyak yang bertanya, kenapa tidak kembali saja ke UK dulu selepas ke eropa? Toh, tiket pesawat one way dan return sama saja harganya. Alasannya, karena Rafi tidak punya visa UK dan memang sengaja tidak diuruskan. Soalnya butuh waktu yang lama dan harganya yang mahal. Lho? Kan, Rafi lahir di Inggris? Iya, tetap saja harus urus visa. Sejak tahun 2006, peraturan pemerintah telah memperketat syarat menjadi resident dan kewarganegaraan Inggris. Status kewarganegaraan tidak lagi menjadi otomatis walaupun telah lahir di Inggris. Syaratnya, harus tinggal minimal 10 tahun di UK dan bisa memilih kewarganegaraan pada saat umur 17 tahun nanti. Inilah salah satu cara pemerintah Inggris mengurangi jumlah pendatang yang mencari status kewarganegaraan. Sama halnya dengan pemerintah USA memperketat pendatang memperoleh green card. Mungkin saja negera-negara maju itu sadar kalau penduduk negara-negara berkembang telah menjadi benalu bagi mereka. (Wong, negara-negara maju koq yang menghisap seluruh kekayaan negara berkembang. Jadi, siapa sebenarnya benalu?)

Kembali ke soal visa, saya tidak yakin 100% kalau visa kami dikabulkan. Soalnya waktu wawancara kemarin, visa UK Rafi yang menjadi isu. Pegawai konsulat itu mengatakan kalau kami seharusnya mengurus visa UK Rafi terlebih dahulu sebelum mengurus visa Schengen untuknya. Di lembar asuransi perjalanan juga tidak mencantumkan nama Rafi, hanya ada tertulis ” free for infant” dan pegawai konsulat juga menjadikannya isu. Kata dia, walaupun Rafi bebas biaya asuransi seharusnya pihak travel agent mencantumkan namanya. Wah, komplit deh.

Ternyata tidak gampang mengurus visa Schengen ini. Apalagi dengan ”complicated situation” semacam ini. Situasi kami serba dilematis dengan terbang langsung ke Indo via Amsterdam. Kebanyakan, mereka pulang dulu ke Inggris lalu terbang ke Indo. Empat minggu ke depan merupakan penantian yang lama. Berharap passport kami telah terisi selembar lagi. Fingers crossed for this..

1 Comments: