Farmer’s Day*
Sudah sejak seminggu lalu saya diwanti-wanti oleh teman untuk mengingat bahwa hari ini (13/01) adalah Farmer’s Day. Kata dia, saat itu hampir semua hasil-hasil pertanian dan peternakan khas Inggris dengan high quality akan dijual murah. Saya jadi sangat tertarik. Farmer’s Day yang masih asing ditelinga saya sangat cukup membuat rasa penasaran membuncah. Berburu bahan makanan murah menjadi alternatif yang baik mengingat harga makanan di supermarket kadang membuat sakit hati.
Kami memilih berjalan kaki menuju kawasan Harbourne, tempat Farmer’s Day berlangsung. Hanya 20menit, kami sudah tiba dikawasan Harbourne yang juga salah satu pusat perbelanjaan di Birmingham. Tampak tenda-tenda berjejer rapi ditrotoar depan toko-toko. Sepanjang bahu jalan kawasan Harbourne dipadati orang-orang yang berbelanja atau hanya sekedar melihat barang-barang yang didagangkan. Saya jadi ingat diMakassar jika datang ke bazaar untuk keluarga yang diadakan dilapangan terbuka. Suasananya hampir sama. Ada tenda, orang tua datang bersama anaknya dan berbagai jenis makanan khas dijajakan.
Lain tenda lain pula barang dagangannya. Ada yang menjual bermacam madu, berbagai jenis keju, daging mentah hingga yang bisa langsung dimakan juga dijajakan. Tidak ketinggalan juga sayur-sayuran segar dan aneka kue khas Inggris. Tiap kios hanya menjual satu jenis barang dagangan. Dan hampir semua penjual yang merangkap sebagai pemilik lahan pertanian atau peternakan menyiapkan khusus dimeja dagangannya bahan makanan untuk dicoba sehingga bisa dirasakan langsung dilidah pembeli maupun calon pembeli. Untuk yang satu ini saya sangat senang. Soalnya, walaupun tidak berniat belanja tapi bisa mencoba sedikit.
Namun yang membuat saya heran adalah harga yang ditawarkan masih tergolong mahal. Kecuali sayurannya memang sangat murah dibanding disupermarket. Toh, tidak sedikit pengunjung pulang dengan tangan kosong. Dan saat Farmer’s Day hampir selesai banyak juga kios yang mejanya tidak bersisa apa-apa.
Menjelang sore, tenda dan meja-meja sudah dirapikan. Para pedagang kelihatan sangat senang, pulang membawa sekantung uang. Kami juga tidak kalah senangnya, bisa menikmati Farmer’s Day dan membawa pulang sebuah brokoli besar dengan harga setengah dari biasanya.
*Awalnya, Farmer’s Day bermula dinegeri China yang 75 % perekonomiannya berasal dari sector pertanian. Sejak bulan Maret tahun 1941, hari untuk memperingati pentingnya hasil-hasil pertanian bagi perekonomian negara ini mulai diperingati tiap tahun. Tepatnya pada saat bulan pertama pada kalender China. Saat itu musim dingin telah berlalu dan musim semi segera menyapa.
Kami memilih berjalan kaki menuju kawasan Harbourne, tempat Farmer’s Day berlangsung. Hanya 20menit, kami sudah tiba dikawasan Harbourne yang juga salah satu pusat perbelanjaan di Birmingham. Tampak tenda-tenda berjejer rapi ditrotoar depan toko-toko. Sepanjang bahu jalan kawasan Harbourne dipadati orang-orang yang berbelanja atau hanya sekedar melihat barang-barang yang didagangkan. Saya jadi ingat diMakassar jika datang ke bazaar untuk keluarga yang diadakan dilapangan terbuka. Suasananya hampir sama. Ada tenda, orang tua datang bersama anaknya dan berbagai jenis makanan khas dijajakan.
Lain tenda lain pula barang dagangannya. Ada yang menjual bermacam madu, berbagai jenis keju, daging mentah hingga yang bisa langsung dimakan juga dijajakan. Tidak ketinggalan juga sayur-sayuran segar dan aneka kue khas Inggris. Tiap kios hanya menjual satu jenis barang dagangan. Dan hampir semua penjual yang merangkap sebagai pemilik lahan pertanian atau peternakan menyiapkan khusus dimeja dagangannya bahan makanan untuk dicoba sehingga bisa dirasakan langsung dilidah pembeli maupun calon pembeli. Untuk yang satu ini saya sangat senang. Soalnya, walaupun tidak berniat belanja tapi bisa mencoba sedikit.
Namun yang membuat saya heran adalah harga yang ditawarkan masih tergolong mahal. Kecuali sayurannya memang sangat murah dibanding disupermarket. Toh, tidak sedikit pengunjung pulang dengan tangan kosong. Dan saat Farmer’s Day hampir selesai banyak juga kios yang mejanya tidak bersisa apa-apa.
Menjelang sore, tenda dan meja-meja sudah dirapikan. Para pedagang kelihatan sangat senang, pulang membawa sekantung uang. Kami juga tidak kalah senangnya, bisa menikmati Farmer’s Day dan membawa pulang sebuah brokoli besar dengan harga setengah dari biasanya.
*Awalnya, Farmer’s Day bermula dinegeri China yang 75 % perekonomiannya berasal dari sector pertanian. Sejak bulan Maret tahun 1941, hari untuk memperingati pentingnya hasil-hasil pertanian bagi perekonomian negara ini mulai diperingati tiap tahun. Tepatnya pada saat bulan pertama pada kalender China. Saat itu musim dingin telah berlalu dan musim semi segera menyapa.
Post a Comment