Sorry, please..thanks..n how are u today?
Ini kali pertama kakiku bertandang ke negeri orang dan mungkin tidak pernah terbayangkan bisa berada disini. Ke tempat yang sangat jauh dari Indonesia. Membutuhkan waktu 14 jam terbang dengan pesawat dan perbedaan waktunya sekitar 8 jam. Yah, disinilah ruang dan waktu menempatkanku sekarang di Inggris. Negeri berbentuk kerajaan dengan mayoritas penduduknya termasuk golongan Ras Kaukasoid yang bertipikal kulit putih, tinggi dan berhidung mancung. Bisa dibayangkan betapa menonjolnya tipikal orang Indonesia sebagai Ras Mongoloid diantara penduduk asli negerinya Beckham ini.Pesawat Emirats yang membawaku melintasi Samudera Hindia mendarat di Birmingham, kota terbesar kedua di Inggris setelah London. Dan memang inilah kota tujuanku dan menjadi rumah untuk menghabiskan 2 tahunku ke depan. Tiba di Birmingham, langsung disapa oleh suhu 8 derajat. Bad welome…was’nt it?bayangkan saja tubuh yang terbiasa dengan suhu 24 derajat tiba-tiba kena shock dengan suhu kulkas. Tapi ini kodrat alam, negara-negara eropa harus merasakan sedikit dinginnya kutub utara. Dan mungkin angin kencang yang berhembus di kota ini kiriman dari kutub utara sana yang sudah merasakan kepanasan akibat pemanasan global.
Beberapa hari di Birmingham membuatku sedikit canggung. Dengan cuaca, kondisi kota dan manusianya. Cuaca paling tinggi naik ke 10 derajat, kalau sudah sore selalu di bawah 6 derajat malah kadang sampai minus. Bayanganku waktu kecil dulu selalu menganggap bahwa hanya boneka salju yang bisa hidup disuhu kulkas milik ibu, yang lain pasti mati. Namun sekarang-walaupun memang tidak pernah membayangkan bakalan bisa menginjak eropa-tubuh manusia akhirnya bisa berkawan dengan cuaca paling buruk pun. Entah itu dari kelompok ras manapun. Human must be survive in their life imvironment.
Lalu kondisi kota Birmingham yang sangat teratur dan padat tapi tidak ribut membuatku serasa tidak tinggal di kota besar. Mobil-mobil melaju dengan rapi tanpa klakson. Traffic lights dan lampu penyeberangan dipatuhi dengan sangat baik. Orang-orang mengantri naik bus di halte-halte yang dipasang hampir tiap ruas jalan. Keadaan lalu lintas dan kendaraan bermotor di kota ini membuat orang stres lebih meregang. Sepanjang mata memandangpun, bangunan yang terpampang sangat berbentuk kastil dan kental dgn tipikal bangunan kerajaan. Film Ever After dan Heaven Must Wait langsung membenak dikepalaku. Maka insting gila fotoku pun langsung keluar dan bangunan-bangunan indah ini menjadi korban lensa kameraku.
Yang lain adalah manusianya. Orang-orang di kota ini-mungkin juga sama dengan kota tetangga-sangat sopan dan menghormati orang lain. Mereka tidak lupa selalu mengatakan sorry..atau please..atau thanks..diujung kalimat tergantung konteksnya. Kata-kata sopan ini sangat sering terdengar. Tidak kasir di toko, menyeberang jalan, masuk wc dan dimanapun engkau berada terbiasalah dengan kata-kata ini. Dan setiap kali bertemu dengan orang baru, orang lama, sahabat, tetangga, keluarga dan siapa pun itu maka bertanyalah dengan How are u today?walaupun pada dasarnya kita tidak interest untuk tahu keadaan mereka hari ini. Tapi inilah manusia disini, ekspresi kesopanan mereka mungkin jauh lebih baik dibanding manusia Indonesia yang menjual keramah tamahan mereka kepada wisatawan..
Labels: thought
Post a Comment