..penikmat musim..

four season in ur heart makes u being wonderful..

21.6.09

Eksistensi

Akhirnya bisa menulis lagi, menulisi ‘diary’ maya ku ini. Sebelumnya memang sudah terprediksi bahwa blog ini akan berkurang produktivitasnya sekembali ke Indonesia. Pertama, saya punya Rafi yang harus di awasi 24/7. Kedua, akses internet yang tidak optimal. Untuk alasan kedua ini bukan masalah klasik pada umumnya. Namun segala cara dan upaya sudah diusahakan termasuk dengan membeli modem im2 indosat yang terkenal cepat dan bagus itu. Namun setelah berjalan waktu, alat ini tidak berfungsi dengan sebagaimana mestinya. Sinyalnya kadang hilang, susah koneklah, sering dc. Akhirnya, saya angkat tangan.


Tulisan kali ini memang tidak akan membahas soal pengalaman yang tidak menyenangkan dengan internet. Namun para pengguna internet itu sendiri. Ada satu fenomena yang terjadi belakangan ini. Bukan kasus Manohara, bukan juga korban KDRT yang di alami Cici Paramida. Tapi bagian yang tidak terpisahkan dari internet itu sendiri, Facebook. Dimana-mana orang-orang main Facebook. Di kafe, di mall, di supermarket, di jalan, di koridor kampus bahkan di angkot. Semua orang bermain Facebook.


Dengan teknologi canggih yang di sebut 3G, GPRS dan kawan-kawannya, Facebook bisa di akses di mana saja. Tidak afdol rasanya punya handphone tapi tidak punya Facebook. Tidak gaul rasanya jika tidak bertukaran alamat Facebook. Tidak seru rasanya jika tidak bisa sharing foto di Facebook. Intinya, Facebook adalah sebuah identitas diri baru. Jika boleh dibilang, bagian terpenting setelah no. handphone.


Telah banyak di bahas fenomena Facebook ini di media. Bagaimana peningkatan pemakainya yang terus menggunung setiap harinya. Bahkan harian Kompas telah membahas Facebook beberapa kali. Seorang teman kaget, karena bertemu beberapa ponakannya yang tinggal di negara berbeda telah memiliki akun Facebook. Padahal salah satu ponakannya itu masih ada yang duduk di kelas 4 SD!


Salah satu aspek yang membuat Facebook lebih di ‘gilai’ dibanding Friendster karena situs pertemanan ini menyediakan status yang bisa di up date setiap saat. Dan dengan status itu juga kita bisa ngobrol langsung dengan teman. Jadi, bisa fokus ke satu topik pembicaraan. Begitu juga dengan fasilitas pengiriman pesannya, bisa fokus kepada beberapa orang saja. Sharing foto juga hanya dengan men-tag teman, maka foto bisa di bagi ke yang bersangkutan. Paling begitulah pendapat beberapa orang.


Beberapa orang malah sangat rajin meng-up date statusnya. Tak jarang ada yang menamai penggila status ini, Raja/Ratu status. Ada beberapa sebab yang bisa mengindikasikan mengapa panggilan itu melakat. Pertama, si Raja/Ratu ingin memperlihatkan bahwa mereka punya power. Mereka bisa online setiap saat. Power disini merujuk kepada money. Kedua, mereka ingin mencari perhatian. Beberapa di antaranya mungkin saja mengandalkan situs pertemanan ini untuk menjaring perhatian yang tidak mereka dapatkan di alam nyata. Dengan kata lain mereka kesepian. Ketiga, mereka ingin menunjukkan sesuatu. Dengan menulis status yang mengindikasikan kea rah kepemilikan sesuatu, maka mereka ingin mendapatkan pengakuan public bahwa mereka punya sesuatu itu.


Faktor-faktor ini bisa saja bertambah sampai sepuluh namun benang merah antara satu dengan lainnya bisa di tarik dengan satu kata, eksistensi. Eksistensi bukan kesalahan bukan pula keburukan namun eksistensi adalah sifat alami/kodrat yang di miliki manusia. Hanya saja perwujudannya yang berbeda dan akhirnya melahirkan turunan yang bisa berdiri masing-masing. Facebook, Friendster, Twitter dan teman-temannya hanyalah alat. Eksistensi sebuah tujuan, sebab, akibat dan muara. Eksistensi adalah manusia itu sendiri.

2 Comments:

    • At 10 July 2009 at 20:02:00 GMT-7, Blogger Uleng Utari said…

      beberapa bulan lalu,saya juga menulis soal Facebook vs blogger, di http://phospidy.blogspot.com/2009/03/facebook-vs-blogger.html ,dulu saya sempat tergila-gila ma fb, bangun tidur sampai sebelum tidur, ngutak ngatik fb mulu,.tapi syukurlah sekarang sudah bisa membagi waktu buat fb n blog,..salam buat rafi,..

       
    • At 14 December 2009 at 05:16:00 GMT-8, Blogger Eko Ikhyar said…

      hai kak pitte pa kabar, duhhh yang jauh di negeri orang .... masih ingat kah kepada ku :D

      hohoho ... facebook gitu loh, saya malahan nda tau mau bikin apa di internet :D ... akhir nya blog walking lagi deh...

       
    • Post a Comment
4.2.09

Televisi

Di sebuah artikel Harian Kompas tepatnya dibagian kawat sedunia, bagiku wajib baca kalau buka Kompas, seorang pria mendapat ganti rugi sekitar 30juta dari perusahaan televisi. Pria tersebut memenangkan gugatannya karena didukung hakim yang menyatakan bahwa tivi adalah barang utama yang harus ada di setiap rumah. Pria Brasil ini sangat senang karena akhirnya dia dapat menonton sepak bola dan sinetron kesayangannya.

Begitu pentingkah televisi sehingga menjadi barang utama dirumah?Mungkin memang kedudukan tivi sudah naik peringkat dari barang tertier, kebutuhan tambahan menurut buku IPS waktu sekolah dulu, menjadi barang primer (kebutuhan dasar). Semua orang mencari tivi, membicarakan siarannya dan menunggu-nunggu acaranya. Sebenarnya bukan tivinya sebagai alat itu sendiri yang mengkhawatirkan. Tapi sajian tontonan yang kurang berkualitas, untuk tidak menyebutnya buruk.

Sebut saja acara gosip yang melulu muncul dari pagi hingga malam. Stasion tivi berbeda tapi wajah dan masalahnya itu-itu saja. Belakangan muncul reality show yang berjamuran menjelang sore hingga malam hari. Reality show ini tidak jauh beda dengan sinetron tapi berdurasi pendek dan langsung tamat. Saling tonjok tak lupa menjadi bumbunya. Nah, yang ngetren dan semua stasiun tivi ikut-ikutan dan akhirnya semua punya adalah acara lagu dengan pembawa acara yang merasa diri mereka lucu. Konsepnya lebih mirip request lagu di radio. Yang membedakan karena di tivi kita melihat pembawa acaranya dan video klip lagunya. Acara ini sepertinya saling berebut rating dengan acara gosip karena tayangannya sudah hampir tiga kali sehari, mirip minum obat ya.

Lalu dimana acara edukatif yang membangun? Hiburan anak-anak yang berbobot kapan tayangnya? Untuk ibu-ibu rumah tangga agar kreatif bias dilihat dimana? Dan tanda tanya lainnya. Akhirnya otak kita yang tidap hari butuh berkembang dan diisi hanya dijejali dengan tiga jenis acara tivi diatas plus sinetron yang semakin tidak kreatif- memangnya ada sinetron kreatif?. Bayangkan bila tiap rumah memiliki tivi dengan durasi waktu menyala 12 jam sehari dengan penonton mulai dari anak hingga kakek. Mindsetnya akan sama dari tua hingga muda. Lagu yang dihapal juga sama. Bahkan menurut adik saya yang SMP, tiap senin saat upacara sekolah yang dibicarakan adalah Termehek-mehek, pemegang piala rating no satu itu. Apa??

Terus terang yang membuat rindu dari Inggris adalah acara tivinya. Bukan melebih-lebihkan negara itu tapi tivinya jauh dari kesan konsumtif bahkan lebih sering mencela budaya itu. Lebih edukatif saat jam pulang sekolah tiba. Hanya dua dari 7 station tivi yang menayangkan sinetron. Itu pun hanya 2 judul untuk masing-masing station. Acara gosip, nol. Kalau mau tahu tentang selebritis dan kehidupan pribadinya silahkan beli dan baca tabloid. Lebih-lebih reality show, turunan sinetron, mungkin tak pernah terpikirkan oleh produser.

Yang jempol malah banyak. Ada dragons den, acara yang memotivasi orang untuk menjadi inventor n berwirausaha. Ada how do they do it, menampilkan seluk beluk pembuatan alat mulai dari bola golf sampai pesawat jet. Atau gadget show, melihat alat-alat eletronik terbaru dan mengetesnya sampai batas maksimum. Belum lagi siaran-siaran edukatif yang isinya mirip dengan siaran national geographic channel. Jika saja produser di Indonesia mau mengintip dan mencontek sedikit konsep dari siaran-siaran ini. Tentu kita sebagai konsumen tivi bisa lebih menghargai dan sedikit terdidik.

Sebuah acara bagus di tv one pekan lalu. Mengenai system monarki yang ternyata sudah dianggap udik dan tidak substansi lagi keberadaannya di sebuah Negara. Acara ini mendorong keingintahuan yang besar. Acara in bagus dan respon orang dirumah juga tinggi. Sayang jam tayangnya sudah agak larut. Mudah-mudahan saja acara-acara yang baik bisa bertambah dan menggusur sinetron yang baru muncul sudah bisa ditebak akhirnya. Kasihan kita sebagai konsumen.

Labels:

3 Comments:

    • At 15 March 2009 at 23:09:00 GMT-7, Anonymous Anonymous said…

      yup..
      itulah gambaran umum tentang dunia televisi di tanah air..
      menyedihkan..!!

      btw,
      apa kabar si kecil..?
      bisami lari di..?

       
    • At 16 March 2009 at 00:03:00 GMT-7, Blogger nheenoyz said…

      miris emang fit melihat tontonan televisi saat ini, stasiun tv nasional memang banyakkk tapiii yg berkualitas dan jaminan mutu? bisa dalam hitungan jari sebelah tangan sajah... kapan majunya kalau begini?

       
    • At 19 March 2009 at 20:15:00 GMT-7, Anonymous Anonymous said…

      @ipul :
      apa kabar daeng ipul?alhamdulillah rafi baik.baru belajar jalan,umurnya masih 10bulan.

      @nheyooz:
      sepertinya tidak akan maju2 kalo tidak ada perubahan.nah,tentu saja konsumen tivi yg juga harus aktif mengkritik.ato bisa juga diberlakukan regulasi seperti tiap stasiun tivi minimal punya 10 acara edukatif n hanya boleh menyiarkan satu sinetron per tahun..:)

       
    • Post a Comment
12.1.09

Kuatlah Palestina

Cahaya berpendar di langit hitam Palestina. Bukan kembang api perayaan tahun baru. Tapi bom-bom Israel yang mengintai jiwa-jiwa tak berdosa. Orang tua, para ibu bahkan anak-anak jadi korban. Terkutuklah pembunuhan massal-berita terakhir, Israel memakai bom kimia- yang dilakukan sekutu Amerika itu.


Seorang bayi sedang menangis sejadi-jadinya saat dijahit bagian kepalanya. Pihak rumah sakit sudah tidak memiliki obat bius/penghilang rasa sakit. Bayi itu sepertinya seumuran Rafi, 8 bulan. Hati ibu yang mana yang tahan melihat itu? Apakah orang-orang Israel itu tidak memiliki ibu? Tidak memiliki anak? Atau mereka malah tertawa melihat penderitaan orang-orang Palestina? Sungguh kejam.


Kuatlah Palestina..

Seluruh doa telah datang menjaga hatimu

1 Comments:

16.10.08

Pulang

Besok saya akan pulang ke Indonesia
Meninggalkan Birmingham setelah dua tahun bermukim disini
Terbang dengan emirates selama 14 jam
Sedih meninggalkan temans yg banyak membantu
tapi senang juga karena akan bertemu keluarga

hopefully, everythings fine and i can cope with that
.....
goodbye my birmi
welcome my indo

2 Comments:

29.9.08

Happy Ied Mubarak


Minal aidin wal faizin
Mohon maap lahir dan batin

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 H


ps: di Birmi n sekitarnya berlebaran pada hari selasa 30 september

0 Comments: